Hujan!

Aku susuri jalan ku di tengah derai hujan.. karena aku tak ingin engkau melihat.. bahwa saat ini aku menangis

Ketika

Betapa risaunya negeri ini, ketika tentara dan peluru senjata jadi kata-kata yang nyata

Bunga

Kamulah bunga yg mekar di taman hati indah rupawan parasmu menebarkan harum

Bersama

Saat teduh mataku meredup di sandaranmu.. sentuhlah keningku dengan ciuman indahmu

Prev Next

Obama Mulai Bersikap Keras Terhadap China


(Washington) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memulai periode kedua pemerintahannya dengan pernyataan keras terhadap China mengenai perebutan wilayah dengan Jepang.

Padahal empat tahun yang lalu saat pertama kali memasuki Gedung Putih, Obama menyuarakan hubungan yang baik antara Amerika Serikat dan China.

Perubahan tersebut merupakan salah satu tanda transisi bertahap kebijakan Obama terhadap China.

Perubahan itu juga terlihat dalam pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton yang pada Jumat mengeluarkan peringatan terselubung mengenai kepulauan yang di Jepang dikenal sebagai Senkaku dan Diaoyu di China.

Hillary mengatakan bahwa Amerika Serikat menentang "semua tindakan sepihak" terhadap kepulauan sengketa "yang dapat mengacaukan pemerintahan Jepang".

China merespon dengan mengatakan bahwa negara tersebut "sangat tidak puas dan menentang" pernyataan Ny. Clinton. Kantor Berita Xinhua juga menulis bahwa Obama "gagal mempertahanankan kepercayaan strategis" antara dua negara.

Baik Jepang, China, maupun Amerika Serikat hanya mengambil langkah rekonsiliasi kecil sejak pernyataan Hillary pada Jumat itu.

Hillary adalah tokoh yang berada di garis depan sikap baru Amerika Serikat terhadap Asia.

Pada 2010 lalu di Vietnam, Hillary mengatakan bahwa Amerika Serikat mempunyai "kepentingan yang tidak bisa dinegosiasikan" soal kebebasan berlayar di Laut China Selatan.

Saat itu, beberapa negara menuduh Beijing telah mengambil langkah yang terlalu agresif dan dinilai dapat mengancam kebebasan berlayar di Laut China Selatan.

Pernyataan Hillary tahun 2010 itu mungkin adalah momen penentu perubahan sikap Amerika Serikat terhadap China.

Namun di sisi lain, calon pengganti Hillary di pos Kementerian Luar Negeri, John Kerry, adalah tokoh yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika.

Mengenai kecenderungan Kerry itu, beberapa analis memprediksi kebijakan Amerika Serikat terhadap Asia Timur akan lebih banyak ditentukan oleh Gedung Putih dibandingkan dengan Kementerian Luar Negeri sendiri.

Kerry akan memaparkan ide-ide kebijakan luar negerinya pada di depan Konggres pada Kamis.

Sebelumnya, Amerika Serikat mengindikasikan untuk bersikap netral terhadap status kepemilikan kepulauan yang disengketakan, namun di sisi lain melihat pulau itu berada di bawah kontrol Jepang dan dengan demikian dilindungi oleh Amerika Serikat sesuai dengan pakta keamanan.

Pada September lalu, pemerintah Jepang membeli kepulauan sengketa dari pemilik tanah berkewarga-negaraan Jepang.

Setelah pembelian itu, China mengirim kapal perang mata-mata dan bersumpah untuk menegakkan kedaulatan negara di pulau yang juga diklaim oleh Taiwan tersebut.

Leave a Reply